My new and 4th article at @thejakpostimages , published on March 23, 2024.
Reference:
Laksono AD, Wulandari RD, Amaliah N,Wisnuwardani RW. Stunting among children
under two years in Indonesia: Does maternal
education matter? PLoS ONE. 2022;17(7): e0271509.
Dimaisip-Nabuab,et al. Nutritional status, dental caries and tooth
eruption in children: a longitudinal study in Cambodia, Indonesia and Lao PDR. BMC Pediatrics. 2018;18:300
Tahu nggak kenapa nama akunku Mama Toothfairy?
Simplenya, karena aku seorang ibu yang kebetulan juga dokter gigi anak.
Lebih dari itu, menjadi dokter gigi anak membuka mataku tentang bagaimana menjadi orang tua.
Awalnya aku ingin menjadi dokter gigi anak karena sebuah alasan klise: suka anak-anak. Ternyata menjadi dokter gigi anak itu cukup menantang, lho. Jika menjadi dokter gigi orang dewasa pasiennya hanya 1 (si yang sakit gigi), dokter gigi anak harus menghadapi 2 (anak & juga orang tuanya). Mengapa demikian? Karena anak-anak belum sepenuhnya bertanggung jawab atas dirinya sendiri, mereka masih di bawah asuhan orang tuanya. Oleh sebab itu ada teori tentang segitiga pedodonti yang kupelajari saat kuliah, bagaimana komunikasi yang efektif & kerjasama yang baik antara dokter gigi, anak, dan orang tua akan membuahkan hasil perawatan yang baik pula.
Saat aku mengedukasi pasienku (terutama yang belum masuk usia remaja— yes drg anak itu 0-18 th yaa ranahnya), yang aku harus edukasi lebih banyak adalah orang tuanya. Tugas orang tua memastikan kesehatan gigi anaknya terjaga selama di rumah. Dokter gigi bertemu anak hanya 2x setahun bila tidak ada keluhan (check up).
Lewat @kejora.indonesia aku berharap karya kami bisa menjadi media bagi orang tua mengajarkan kesehatan kepada anaknya di rumah.
Dulu saat awal praktik aku hanya terfokus pada teori, seiring waktu aku menjadi ibu aku memahami bahwa tantangan membesarkan anak itu besar. Memang tak selalu mudah untuk membuat anak rutin sikat gigi, membatasi makan manis, atau mengajak ke dokter gigi, tapi BUKAN berarti mustahil. Bisa, asal KONSISTEN & GIGIH.
Aku berani mengatakan bahwa apa yang aku katakan dalam edukasiku memang nyata kulakukan sebagai ibu, sebagai orang tua, meski memang tak mudah jalannya. Karena itulah aku kini tak hanya ingin membahas topik gigi di akun ini namun juga topik seputar parenting.
Semoga apa yang aku bagikan bisa bermanfaat, karena semua dimulai dari kita orang tua. Bagaimana membuat anak bisa mau menjaga kesehatannya terutama kesehatan giginya, dimulai dari diri kita sendiri. Semangat untuk semua orang tua di Indonesia!
Kenalan lagi yuk! 😊
Hai semua, namaku Stella. Aku adalah ibu dari 2 anak dan juga seorang dokter spesialis gigi anak.
Ketika menulis ini, aku sudah bekerja sebagai dokter gigi selama 11 tahun lebih dan fokus di bidang kedokteran gigi anak selama 7 tahun terakhir.
Aku suka sekali dengan edukasi kesehatan, menurutku edukasi adalah langkah memberikan pemahaman secara massal & merupakan tindakan pencegahan paling awal. Bagiku, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Aku juga suka menulis, baik buku cerita anak maupun artikel.
Tahun 2015 aku dan seniorku di FKG UI @ayomaincacio mendirikan Kejora Indonesia Foundation @kejora.indonesia , sebuah yayasan yang fokus di edukasi kesehatan dengan cara yang ramah anak. Diharapkan melalui buku, lagu, dan permainan yang tim kami buat, anak dapat mengenal kesehatan dengan cara yang menyenangkan, memahami pentingnya menjaga kesehatan sejak dini, serta mau mempraktikkan gaya hidup sehat—salah satunya adalah kesehatan gigi. Tahun 2019 Kejora mendapatkan penghargaan Pahlawan Senyum (orang/ kelompok yang ikut mengusahakan edukasi kesehatan gigi) dari Unilever Indonesia (slide terakhir).
Saat kuliah aku tahu bahwa menjaga kesehatan gigi anak sejak dini sangatlah penting, namun setelah menjadi ibu aku lebih bisa memahami bahwa dalam penerapannya memang ternyata banyak tantangan. Orang tua harus memahami dulu alasan kenapa gigi susu harus dijaga segitunya, baru konsisten menerapkannya. Tentunya butuh kerjasama antar pasangan serta seluruy caregiver anak dalam mewujudkannya.
Akun yang kubuat sejak tahun 2017 ini awalnya bertujuan ingin meningkatkan awareness tentang kesehatan gigi. Aku beharap eduksi yang kubagikan akan menjadi ilmu juga untuk para support system di rumah (misal ada yang masih menganggap gigi susu tidak penting, bisa kirim/ kasih lihat reels yang kubuat berkaitan dengan topik tersebut).
Kini, lebih dari itu, aku juga ingin berbagi seputar parenting (dari sisi yang real tentunya), bagaimana perjalananku menjadi ibu 2 anak yang tentunya juga masih belajar.
Semoga apa yang aku bagikan bermanfaat untuk banyak orang tua✨
Coba saling sapa yuk di kolom komen, pengen tau kalian dari kota mana saja nih? ☺️
Mama Stella & si kecil Gia nggak worry lagi terpapar sinar matahari dan polusi saat main di outdoor playground berkat Natural Barrier Sunscreen. Less sunburn, more fun! 🌞💛
📍Buumi Playscape Urban Forest @buumiplayscape
Nggak cuma sinar matahari, polusi juga memiliki efek buruk untuk kulit terutama pada kulit yang sensitif! 😨
Salah satu kekhawatiran Mama Stella yaitu kulit Gia terpapar polusi saat di luar rumah. Agar kulit Gia selalu terlindungi, Mama Stella mulai membiasakan untuk memakai sunscreen.
Let’s hear about Mama Stella’s thoughts on Natural Barrier Sunscreen 🤗❤️
Say hello to one of Mama Cahaya, Mama Stella @mama.toothfairy ! 😚✨
Mama Stella adalah ibu dari 2 anak dan juga seorang dokter spesialis gigi anak serta founder dari @kejora.indonesia . Simak yuk cerita Mama Stella pertama kali mengenal Cahaya Naturals hingga menjadi loyal user. 🤗❤️
📍Buumi Playscape Cipete @buumiplayscape
Dalam buku The Danish Way of Parenting, disebutkan bahwa salah satu prediktor teratas dari kesejahteraan dan kualitas kebahagiaan adalah waktu berkualitas dengan teman dan keluarga.
Memasak bersama, bersih-bersih bersama, dan menyediakan waktu untuk menikmati kebersamaan—ini adalah cara keluarga Denmark menumbuhkan rasa sejahtera sehari-hari.
Kegiatan rumah sederhana ternyata bisa menjadi momen berharga bersama anak-anak. Tak hanya bermain, kegiatan ini pun bisa membuat anak merasa senang. Terutama karena dilakukan bersama Ayah dan Ibu Kejora.
Talent : @mamatoothfairy
Editor: @rizkiamalia234#waktubersama#keluarga#Kejoraindonesia
Memasuki fase MPASI untuk anak keduaku!
Kedua anakku aku suapi untuk memastikan makanannya masuk, tapi juga sering kuberikan finger food. Aku kasih kesempatan mereka eksplorasi sendiri dan ini membantu banget saat anakku tumbuh gigi karena aku kasih potongan buah yang dingin2 untuk membantu merelease rasa tidak nyaman akibat ada gigi yang sedang proses tumbuh. Senang sekali melihat dia makan sendiri, coba kalian perhatikan seluruh inderanya terstimulasi dan ia mematangkan hand-eye coordinationnya:
❤️Matanya melihat berbagai warna makanan
❤️Hidungnya mencium bau makanan
❤️Kulit tangannya menyentuh tekstur makanan
❤️Tangan berkoordinasi memasukkan makanan ke mulut
❤️Lidahnya memgecap rasa baru
❤️Telinganya menangkap suara baru yang menarik, misalnya brokoli digigit kres-kres
Yang banyak menarik mata dan ada bernagai macam rasa biasanya buah-buahan serta sayur. Supaya Mama tenang, kucuci dengan Pureco Vegetable and Fruit Wash. Kebetulan sudah dari anak pertama pakai produk2nya, kalau produk ini berisi asam laktat bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme yang ada serta sisa pestisida di buah sayur.
Aku juga selalu mendukung produk lokal yang bahannya alami dan juga ramah lingkungan, karena Pureco diisi ulang 🌍 🫶🏻
⚠️Safety first⚠️
Waktu baru punya 1 anak sih rasanya smooth2 aja ya pakai car seat, sekarang 2 anak baru mikir nih gimana ya biar tetap aman berkendara (2 anak pakai car seat di mobil).
Setelah konsul dan ngobrol sama @ibucarseat.id ternyata beginilah jalan keluarnya.Kakak tetap di car seatnya, adik di infant car seat karena infant car seat itu mudah dipindah2 dan ditenteng (sekalian mama latihan kekuatan otot😆)
Infant car seat ini ada maksimumnya ya sampai berapa kg (baca aturan masing2 car seat) atau saat kepala menyentuh ujung atas car seat dengan posisi pampers menempel di buckle tanpa celah. Mana yang duluan dari 2 faktor itu, udah harus stop pakai infant car seat. Selanjutnya berarti adik ya harus di car seat kaya kakak😁
Note: Jangan lupa selalu child lock bagian pintu anak ya!
Siapa yang suka membacakan buku untuk anaknya? Kebiasaan membaca buku ini sudah kami pupuk di anak2 kami sejak kecil, sekarang hasilnya kelihstan si Kakak di usia mau 4 tahun tuh suka banget membaca di manapun dan suka banyak bertanya (kadang bikin capek sih tapi artinya dia ingin tahu, kan.. Hihi).
Jangan lupa cek buku2 @kejora.indonesia di Shopee “Kejora Katalog” ya, itu favorit anakku juga lho❤️
Siapa yang suka membacakan buku untuk anaknya? Kebiasaan membaca buku ini sudah kami pupuk di anak2 kami sejak kecil, sekarang hasilnya kelihstan si Kakak di usia mau 4 tahun tuh suka banget membaca di manapun dan suka banyak bertanya (kadang bikin capek sih tapi artinya dia ingin tahu, kan.. Hihi).
Jangan lupa cek buku2 @kejora.indonesia di Shopee “Kejora Katalog” ya, itu favorit anakku juga lho❤️
Sebagai seorang ibu yang juga dokter gigi anak, aku paham kunjungan anak ke dokter gigi butuh persiapan dan tak jarang cukup menantang.
Yuk simak beberapa tips berikut agar anak bisa lebih siap berkunjung ke dokter gigi!
Eits tapi kalau tidak berjalan sesuai harapan jangan sedih ya, tetap semangat dan terus mencoba😊
Yang penting orang tuanya juga siap dan yakin🤗
