8個月前
65
0
Tau gak, kalau PLN sebagai BUMN penyedia sumber energi listrik terbesar di Indonesia, berinisiatif untuk melakukan co-firing alias substitusi batu bara dengan bahan biomassa seperti wood pellet, cangkang sawit, dan sawdust (serbuk gergaji) pada rasio tertentu demi mengurangi emisi gas buang berbahaya (ESDM 2021). Namun, apakah penggunaan biomassa efektif mengurangi emisi? Rencananya, pemerintah akan menggantikan 10% batu bara pada PLTU dengan bahan biomassa. Artinya, sumber pembangkit listrik kita yang tadinya 100% berasal dari batu bara, akan diubah menjadi: 90% batu bara + 10% biomassa agar emisi karbon dan emisi gas rumah kaca dapat dikurangi. Namun, menurut studi terbaru dari Trend Asia, 10,2 juta metrik ton biomassa akan diperlukan setiap tahunnya demi merealisasikan program ini. Artinya, pemerintah perlu membangun 2 juta hektar lahan penanaman akasia dan eucalyptus untuk menghasilkan wood pellet sebagai biomassa campuran batu bara. Sehingga, pembabatan hutan alias deforestasi skala besar akan dilakukan untuk alih fungsi lahan. "Singkatnya, pemerintah ingin mengurangi emisi dari PLTU dengan melakukan pembabatan hutan untuk menanam biomassa. Bukankah ini seperti menutup masalah dengan masalah baru?" Orang muda harus paham terkait masa depan energi negerinya sendiri. Yuk, belajar lebih jauh tentang energi bersih guna menjaga bumi! FYI, banyak gerakan dan organisasi yang digawangi oleh orang muda Indonesia, seperti @trend_asia @eathink.movement @skelas.siak yang diperkenalkan oleh @ecobloggersquad pada agenda bulanan Oktober 2023 ini.